Translate

Kamis, 07 Juni 2018

WHAT A DAY TODAY



KAMIS, 07 JUNI 2018


MENGAMBIL WESEL.

Siang ini aku pergi ke kantor Pos Besar Kebonrojo.

Aku berniat mengambil uangku yang dikembalikan Pak Jum beberapa waktu yang lalu. Beberapa hari ini aku memang menunggu pak pos yang datang ke rumah untuk memberi undangan pengambilan wesel.

Tapi kutunggu-tunggu, Pak Pos tak juga datang.

Ternyata proses pengambilan uang wesel tidak seperti jaman dulu. Sekarang tinggal datang ke kantor pos, mengambil blangko pengambilan wesel, isi data dengan benar berdasarkan resi pengiriman wesel, dan ajukan ke teller kantor pos.

Beberapa menit, uang wesel langsung kita terima.

Jangan lupa bawa fotokopi KTP atau SIM.  Siang ini aku lupa bawa fotokopinya. Untunglah mbak-2 petugasnya berbaik hati memfotokopikan SIMku.  Thanks, ya mbak.

BERKAH LEBARAN.

Kalau mau lebaran begini, bawaannya pengen dapet saweran, ang pao atau bonus lebaran. Yah, bisalah buat nambah buat beli ini itu. THR dari atasan langsung adalah, meski jumlahnya tidaklah sebesar THR karyawan swasta, misalnya.

Pak Yadi dari tadi menelponku. Tidak aku angkat, aku biarkan saja. Beberapa hari yang lalu sempat ada gesekan antara aku dan beliau. Aku sedikit tersinggung dengan caranya menggantikan posisiku sebagai bendahara.  Aku tak ada masalah dengan pergantian itu, namun terkesan terburu-buru. Pas ketemu di rapat kemarin juga sudah tak aku sapa. Aku pura-pura sibuk saja.

Jam 3 siang, tiba-tiba saja beliau datang dan langsung menyelipkan beberapa lembar uang ke dalam saku celanaku. Wow … aku sedikit merasa surprise.   Kuucapkan rasa terima kasihku kepada beliau. Sempat merasa bersalah karena aku telah berpikir salah terhadap beliau.
Setelah orangnya pulang, kubuka uang di dalam sakuku. Alhamdulillah, dapet saweran Rp 500.000,00.  Lumayanlah buat biaya travelingku nanti.

Jam 4 sore, Bu Dewi datang dan memberiku amplop kecil  berwarna putih. Kuucapkan Alhamdulillah dan berterimakasih. Beliau bilang, hanya bisa memberi sedikit, cuma 100k.  Anak buahnya di kantor sebalah malah cuma dikasihnya 50k.  Buatku itu sudah teramat berarti. Pasalnya beliau bukanlah satu tim kerja, tapi masih peduli dengan aku.

Alhamdulillah.

Eh ya, siang tadi Bu Ismi memberikan satu jirigen kecil madu asli Kupang. Beberapa hari yang lalu, beliau memang kirim pesan akan mengirimkan madu asli dari Kupang. Alhamdulillah. Ini juga sebuah rejeki, bukan?

Jam 5 sore aku Pamit pulang pada rekanku, Mas Rahmad.

Pak Boss masih melakukan rapat dengan Pak Rudi. Aku sengaja nggak pamit, takut mengganggu rapat mereka. Aku hanya menuliskan pamit melalui WA. Beberapa waktu yll, beliau pernah ngambek dan marah besar saat aku pulang mendahului tanpa pamit.

MACET PARAH.

Ternyata perjalananku menuju ke rumah terhadang macet besar. Dari Sidotopo, jalanan sudah macet luar biasa. Truk-truk besar, trailer, bus-bus malam seperti sedang show on.  Bisa jadi ini adalah efek dari adanya Jembatan Suramadu.

Mobil-mobil besar yang akan menuju Pulau Madura lebih memilih melewati Jembatan Suramadu dibanding melalui Kapal di Pelabuhan Perak. Memang lebih praktis lewat Jembatan Suramadu, namun hal ini tidak diimbangi dengan penataan jalan akses menuju Suramadu. Hingga efeknya adalah sering terjadi macet besar di jalan Sidotopo hingga jalan Kenjeran.

Situasi makin parah, ketika di sepanjang jalan ini penuh padat dengan penjual-penjual kaki lima liar mulai dari penjual nasi, barang rongsok, parkir mobil ngawur serta rumah-rumah warga yang tak beraturan. Belum lagi motor-2 dan becak yang sering melawan  arus. Bikin darah tinggi.

Harusnya pihak terkait rutin melaksanakan penertiban di daerah ini.   
Jam 18.30 aku baru bisa sampai ke rumah. Usai bincang ini itu dengan emak, akupun sukses tertidur. Tak kupedulikan lagi pesan-pesan yang masuk lewat WA. Aku lelah. Aku capek. Aku mau tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar