Semalam
Mbak Sri, teman Tata datang berkunjung.
Dia ini memang teman baik Tata. Dalam beberapa kegiatan keluarga, dia
selalu ada. Dia sudah kami anggap sebagai saudara.
Dia
bercerita bahwa lebaran kali ini anaknya yang angkatan darat tidak bisa datang.
Seperti ada nada sedih yang dia utarakan.
Dia bercerita bahwa meski sudah bekerja, anaknya ini masih juga minta
uang ke ibunya untuk keperluan ini dan itu.
Padahal
dia tahu, pekerjaan ibunya adalah penjahit. Berapa sih pendapatan seorang penjahit? Sungguh aku heran
dengan kelakuan anak-anak sekarang.
How
come they did to his mother?
Bagaimanapun
juga, ibu adalah orang yang harus kita muliakan. Itu jelas sudah tertulis di
kitab suci agama manapun. Sebanyak
apapun harta yang kita berikan pada ibu, tak akan mampu menggantikan
jasa-jasanya membesarkan kita.
Semoga
sang anak segera menyadari kesalahannya ini.
Aku
jadi teringat beberapa hari yang lalu, bu Ira (75 thn) tetanggaku juga
bertandang ke rumahku. Dalam pembicaraan, beliau menyinggung tentang masalah anak perempuannya.
Anak
perempuannya itu, sebut saja Aya (48 tahun) kemarin diusirnya dari rumah. Wow
... how come? Hahaha ... sebenarnya kami sudah tahu masalah itu. Tapi kami tak
mau ikut campur dengan masalah mereka.
“Aku
usir Aya dari rumah”
“Lho
kenapa, Tante?”
“Lha
nggak ngerti blas. Malah ngerusoni tok di rumah!!!”
Waduh.
Sungguh sangat jauh berbeda dengan apa yang aya ceritakan pada kami. Menurut
Aya, ibunya inilah yang cerewet dan hanya berpikir tentang uang, uang dan uang.
“Coba
lihat sendiri. bangunnya siang-siang. habis itu di depan komputer nggak
mari-mari sampai siang. Habis makan, terus tidur lagi”
“Emang
nggak bantu bersih-bersih rumah gitu?”
“Ngerasakno
bersih-bersih. Benahin tempat tidurnya aja enggak! Cobak, wedok macem apa itu?
Ngurusi anaknya aja enggak, apalagi ngurusi orang tua?”
“Waladalah”
“Pergi
pagi kesana-sini pulang malam-malam,
nggak bawa uang. Lha dipikir bensin nggak bayar tah? Beras nggak tuku? Air nggak bayar?”
Lalu
Bu Ira bercerita panjang lebar tentang keburukan-keburukan Aya. Termasuk
tentang kebodohannya menikah sampai 7 kali tapi nggak dapet apa-apa. Zong!
Sebagai
seorang ‘sahabat’ aku hanya bisa mendengarkan
ceritanya, sambil mendoakan semoga Aya segera sadar dan menyadari
kesalahan-kesalahannya.
Hanya
itukan, yang bisa aku perbuat.
Buatku
pribadi, ibu is number one. Tak ada seorangpun di dunia ini yang sanggup
menggantikan posisinya. Bahkan seorang kakak perempuanpun tak pernah mampu
berperan dan bersikap sebagai seorang ibu.
I
LOVE YOU, MOM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar