TAKZIAH KE MOJOSARI MOJOKERTO
Bapak mertua
Pak Sas meninggal dunia. Beberapa hari
yang lalu, aku berniat menengok belia, namun tidak jadi. Hanya mbak Tut dan
beberapa teman yang pergi membezoeknya.
Aku berencana
takziah ke rumah duka di Mojokerto bersama Bu Dewi, Mbak Tut dan Mbak Endang
naik mobil Bu Dewi.
Aku izin ke
atasanku.
Dan jawaban
dia adalah,”Silakan, tapi bisa gak balik jam 11?”
Ajegile. Ini bos macam apa? Bagaimana bisa aku menempuh
perjalanan Sby-mojokerto bolak balik hanya dalam waktu 2 jam saja? Aku tahu ini
caranya mencegahku berangkat!
Go to hell!
Aku memutuskan
untuk tetap berangkat. Lagian mau
ngerjain apa sih di kantor? Ini kan hari terakhir kerja. Besok kami sudah
melaksanakan cuti bersama selama 10 hari kerja. Di kantor juga nggak ada
kerjaan yang urgen. Masih bisa dihandle sama karyawan lain.
Hubunganku
sama Pak Sas memang bukanlah hubungan yang dekat, namun melakukan takziah
adalah hal yang lebih penting daripada menghadiri pernikahan atau sunatan misalnya.
At least bisa
menghibur hati orang yang ditinggal mati keluarganya.
Aku pernah
ditinggal mati bapakku, maka aku bisa merasakan betapa jiwaku serasa hilang. Badanku berdiri tegak, namun pikiran,
semangat dan akalku bak hilang di telan bumi.
Pukul 11.30 kami tiba di Mojosari.
Setelah
basa-basi, kamipun pamitan pulang pada pukul 12 siang. Perjalanan kali ini
masih lancar, meski beberapa truk dan trailer membayang di kanan-kiri jalan.
Sampai di
kantor, atasanku rapat dengan boss besar sampe pukul 3 sore. Tak ada kerjaan lagi. Aku membuatkan surat izin Pak Rudi yang mau
pergi ke Bali dan Kalimantan. Tanda tangan atasan aku scan saja.
Sigh.
Harusnya aku
sudah membuat surat izin untuk seluruh rekan-rekanku. Tapi entahlah, kemarin-2
aku seperti sibuk sendiri. Jadi nggak fokus dengan tugas-2 pokokku selaku
asisten atasan.
Bahkan, kartu
ucapan Selamat Hari Raya juga tidak aku buat.
Entahlah,
apakah ini karena aku kecewa pada sikap atasan. Ataukah aku memang tidak fokus
lagi gegara akan dipindahkan ke kantor baru. Bisa jadi aku memang bekerja tidak
sepebuh hati (lagi).
Aku lelah
fisik dan pikiran.
Pukul 16.00
atasanku pamit pulang dan minta maaf atas kesalahannya selama ini. Kusalami dan
kuucapkan terima kasih atas uang lebaran sebesar 250k. Kecil ya?
Hmm … itu sudah termasuk besar karena setara dengan uang THR para top
manajer.
THR BUAT MAK RINA (NOSE)
Sore ini sebenarnya aku berniat mampir ke Giant Supermarket. Ada beberapa barang yang akan kubeli. Tapi teringat kemacetan lalu lintas kemarin sore, aku memutuskan untuk pulang saja.
Mampir ke Mak Rina
Nose, penjual botok, kolak dan gorengan langgananku. Kubeli botok, kolak dan ayam
bumbu goreng untuk makan keluargaku nanti sore.
Kulihat Mak Rina sedang duduk termenung di depan lapak jualannya di
pinggir jalan. Pikirannya seolah
menerwang jauh.
“Mak …”
“Eh boss …
tuku opo iki?”
“Botok kolak
sama ayam bumbu. Jangkepi 50 ribu yo!”
“Siap boss”
Kuberi dia
uang 50 ribuan plus 1 lembar uang 100k.
“Iki gawe
lebaran, yo …” kataku.
“Alhamdulillah.
Semoga boss rejekine lancar. Sehat selalu”
“Amin”
Aku ikut
bahagia melihatnya bisa tersenyum lebar seperti itu. Bener pepatah orang bijak,”Rasa
Bahagia bisa kita dapat dengan cara membahagiakan orang lain”
Sore ini aku
merasa bahagia.
Subhanallah.
Allahu Akbar.
Tuhan Maha
Suci.
Tuhan Maha
Besar.
INGET BAPAK (ALM)
Ada setitik
air mata di sudut mataku. Aku teringat almarhum bapakku. Nggak terasa sebentar
lagi sudah 1 tahun kematiannya. Entah
kenapa begitu sulit melupakan kenanganku bersama bapak.
Ya Allah beri
bapakku kelapangan kubur, cahaya di alamnya dan selalu dalam Lindungan-MU.
GADIS GILA!!!
Dapet paket
dari TIKI.
Kukira paket
apa! Begitu kubuka, ternyata dari Irta,
perawan tua yang menggilaiku. Sudah berkali-kali aku katakan padanya, aku tak
mau lagi berhubungan dengan dia.
Tapi dia
sepertinya sudah membabi buta.
Dia bersikeras
ingin menjalin hubungan denganku. Dasar
cewek gila! Sudah berkali-kali aku
katakan, aku tidak mau lagi berhubungan ataupun sekedar kontak
lewat surat dengannya.
Harusnya dia
sadar.
Dia bukanlah
gadis yang aku inginkan. Tak ada sifat-sifat ataupun penampilannya yang aku
suka. Bahkan harta benda yang dia tawarkan padaku tidak sanggup menggoyahku
pikiranku untuk berhubungan dengannya.
Aku hanya akan
mencari istri seorang wanita yang aku
suka dan aku cintai. Aku tak mau menikah hanya sekedar untuk menanggalkan
status kejombloanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar