Translate

Selasa, 26 Juni 2018

AKU SAKIT



Semakin berumur (baca: tua) kita harus semakin peduli pada kesehatan kita. Kalau dulu, waktu masih 20-30 tahun, jarang ada kendala kesehatan. Tapi sekarang, menuju ke 50 tahun … aku harus benar-benar menjaga kesehatan.

Asupan makanan yang kita makan, istirahat yang cukup, aktivitas olahraga dan hindari stress. Itu yang bener-bener harus dijaga.

Celakanya, aku kadang mengabaikan itu semua. Aku merasa masih  seperti pemuda berumur 30 tahunan. Masih setrong dan gagah perkasa. Hahaha … nyatanya itu semua hanyalah angan-angan kosong belaka.

Hampir setiap hari, aku selalu minta tolong ibuku untuk membalurkan minyak gosok, agar badan terutama punggung bisa tegak kembali. Kadang ibuku menawarkan agar punggungku di kerok saja.

Kalau kulihat ibu sedang tidak capai, aku mengiyakan saja keinginannya itu. Sambil kerokan, sambil cerita ini itu biar hati ibuku lega ada yang masih mau berbagi cerita dengannya.

Soal istirahat, sejak usia 40 tahun, aku mulai menderita gangguan tidur. Kadang tidur mulai jam 10 malam, eh kebangun pukul 2 pagi, trus nggak bisa tidur lagi sampai keesokan harinya. Parah, kan!

Belum lagi soal stress dalam pekerjaan. Menghadapi pekerjaan yang seolah tak ada hentinya, menghadapi si boss yang kadang-2 bawel ternyata menimbulkan stress juga.

Belum lagi soal makanan dan minuman.  Sebagai pewaris diabetes dari bapak, seharusnya aku melakukan diet gula dan sejumlah makanan yang pantang aku makan. Tapi apa daya? Kadang aku mengabaikan itu semua. Aku masih makan yang enak-enak dan minum yang manis-manis.

Ya Tuhan, sepertinya aku memang sedang menantang Gusti Allah.  Bagaimana bisa aku berbuat sesembrono itu? Apa aku tak takut kena diabetes parah, stroke atau lumpuh?

Masya Allah.

Ampuni aku Ya Allah. Bukan hamba-MU ini mengujiMU. Namun hamba memang belum sanggup melakukan kedisiplinan-kedisiplinan itu.

Namun hamba berjanji akan melaksanakan semua perintah-MU dan melakukan hal-hal yang berguna untuk menjaga kesehatan hamba pribadi. hamba masih ingin hidup di dunia ini, Ya Allah.

Amin ya Robul Alamin.

*

Sudah lima hari ini  lengan kananku sakit. Seperti linu gitu rasanya. Sbg tindakan awal, aku pijat-pijat dengan balsem dan minyak urut.  Mereda sedikit sakitnya, tapi kambuh kemudian.

Kuoles dengan salep counterpain.

Agak mereda namun, semakin parah linunya. Sekarang menjalar hingga ke punggung dan leher. Aduh, jangan-jangan aku bakal kena stroke. Yang aku baca di internet memang begitu.

Tak mau menduga-duga, aku langsung menuju ke rumah sakit. Ya Allah, antriannya bejibun. Aku harus antre di belakan emak-emak yang sudah tua renta. Mana dokternya datang siang-siang, lagi!
Saat aku mengutarakan ke petugas, aku akan berobat lain hari, mendadadk kulihat dokter Spesialis Syarafnya datang. Aku langsung di nomor satukan sama mbak petugas. (hehehe KKN dikit boleh, kan!)

Lenganku disuntik obat penenang. Aku juga diresepkan obat Ranitidin, Diclofenak Sodium dan vitamin B-12. Ini hampir sama kayak obat waktu aku sakit HNP di punggung dulu.

Aku segera ke warung makan untuk pesan makan sambil minum obat. Tapi rasa nyeri ini tak juga hilang. Bahkan semakin parah rasanya. Kalau nggak malu, pengen nangis gulung-gulung aja!

Aku istighfar, mohon ampun pada Allah.

Mungkin ini akibat dosa-dosaku pada Allah. Atau ini kiriman santet dari musuh-musuhku?  Ya Allah, aku nggak mau berburuk sangka. Tapi aku merasa sakit ini ada faktor ‘kiriman’ dari orang-orang yang pernah berseteru denganku.

Kutelepon ibuku,”Mak … tolong doakan saya. Doakan agar sakitku berkurang. Aku takut kalau dikerjai orang”

Ibuku mengiyakan dan segera melaksanakan sholat dua rokaat.  Aku yakin, doa ibu adalah penangkal segala mara bahaya. Beberapa menit kemudian, aku tertidur dan merasakan sakitku agak berkurang.

Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar