Hari ini aku
datang ke Pemandian Banyu Biru di Pasuruan.
Apa yang
menarikku datang ke tempat ini? Secara tempatnya memang lumayan jauh dari Kota
Surabaya. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk mencapai tempat ini.
Entahlah, yang
jelas aku memang punya ritual khusus yaitu pergi bertandang ke satu tempat
baru, untuk menghilangkan rasa jenuh menghadapi rutinitas sehari-hari. Aku berharap tempat ini sanggup menghilangkan
kebosananku.
Dan nyatanya
tempat ini memang masih asri. Banyak pepohonan besar nan rindang tertanam
dengan kokohnya di tempat ini.
Dengan hanya
membayar Rp 5.000,00 kita bisa berenang sepuasnya di kolam renang yang airnya
alami, tanpa bahan-bahan kimia penjernih air. Airnya jernih, bersih sekelas air
minum aqua.
Eh, tapi
jangan diminum, karena tidak higienis, tentu saja! Beberapa pengunjung juga
masih berenang dengan menggunakan celana jins, kaos bahkan ada yang pake
sandal.
Uniknya, di sini
kita bisa berenang bersama ikan-ikan sejenis tombro yang terlihat berwarna
kebiru-biruan. Entah warna biru ini efek dari pantulan matahari atau apa. Tapi
yang jelas, kita bisa berenang dan menari-nari bersama para ikan yang ada di
dalam kolam. Ini unik dan membahagiakan.
Waktu aku
mencoba menyelam ke dasar kolam, mendadak aku merasa ngeri dengan pemandangan
yang aku lihat di dasar kolam dengan kedalaman sekitar 5 meteran itu.
Ada sekumpulan
ikan sedang berkumpul di dasar kolam. Mereka seperti sedang melakukan rapat atau
briefing. Ikan-2 yang lebih kecil berkumpul dan seolah tertuju pada ikan besar berwarna
biru yang terlihat mangap-mangap.
Dalam
penglihatanku, mereka bukanlah ikan biasa lagi. Ini semacam raja dan para
prajuritnya sedang melakukan briefing.
Rasa takut, ngeri dan was-was mendadak timbul. Seolah-olah ada yang
ingin menarikku masuk ke dasar kolam untuk bergabung menjadi anggota mereka.
Bisa jadi ini
hanya sekedar ‘waham’ yang sedang kualami.
Tapi itulah
yang aku rasakan saat berada di pemandian ini.
Secara pribadi, aku bilang tempat
ini terbilang mistis. Di sudut-sudut
tempat juga masih terdapat benda-benda peninggalan kerajaan.
Ada beberapa
arca yang kondisinya sudah pecah. Sangat disayangkan sekali, bukan? Masih ada
juga Arca Kala yang berdiri tegak di bawah pohon beringin yang menaungi kolam
asri, pas dimana aku merasa melihat penampakan yang lain daripada yang lain.
Jujur setelah
itu, aku beringsut menjauh dari kolam
ini.
Aku hanya
duduk di bawah pohon beringin sambil melihat-lihat suasana kolam. Aku berharap dengan mandiku di kolam ini bisa
membuatku awet muda seperti yang diceritakan secara turun temurun.
Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar