Translate

Selasa, 12 Juni 2018

KARMA BURUK


Semalam nonton acara KARMA di Anteve.

Di Partisipan kedua, ada kasus dimana arwah budenya (uwak) yang telah meninggal selalu mendampingi tubuh keponakannya.  Sang keponakan tidak menyadari hal ini, meski merasa ada hal-hal aneh yang terjadi di sekitarnya.

Usut punya usut, ternyat sang keponakan itu merasa dendam terhadap budenya itu. Katanya, semasa hidup budenya tidak bisa akur dengan keluarganya.

Diceritakan bahwa sang bude akhirnya meninggal dengan cara yang tak wajar. Bahkan sang keponakan merasa berat untuk memaafkan kesalahan-kesalahan beliau semasa hidupnya.

Kini arwah sang bude gentayangan dan menghantui sang keponakan.

Aku terhenyak.

Kisah ini mirip dengan dendamku pada budeku.  Semasa hidupnya, dia begitu culas dan serakahnya. Jatah warisan bapakku tidak diberikannya. Padahal jelas-jelas bapakku masih hidup. Bahkan seharusnya bapakku mendapat jatah lebih banyak daripada jatah warisan budeku.

Tapi apa yang terjadi?

Dia ingkari semua jatah-jatah bapakku.  Dia musuhi bapakku beserta aku dan kakak lelakiku sebagai pewaris yang saha. Aku tahu tujuannya untuk mengangkangi harta warisan itu.

Pada satu kejadian, aku dan kakak lelakiku diumpatnya seperti ini:
·    
    “Buapakmu iku wedi karo aku, lha kok anake gak wedhi blas karo aku. Ancene ponakanku iki bajingan kabeh!!!”

    “Koen iku serakah. Gak melok mgurusi mbahe kog wani-wanine njaluk donyane mbahe”

·       "Bapakmu iku mene kate bongko”



Astaghfirullah hal adzim.


Bener-bener wanita bermulut srigala. Umur sudah 75 tahun, tapi ucapan-ucapannya tidak bisa dijaga dengan baik. Ucapan kotor dan sumpah serapahnya itu jelas melukai hati kami.

Lha yang makan warisan itu dia beserta keturunannya, tapiyang dituduh sekah adalah pihak bapak saya dan keluarga. Situ waras, bude? Aku sudah berulangkali mengingatkan dia dan keluarganya perihal ini.

Kujelaskan bahwa aku dan kakakku hanya meluruskan apa-apa yang menjadi hak kami. Jangan main-main dengan urusan warisan.  Tapi bude dan keluarganya bersikukuh tak melepas warisan itu.

Maka aku bersumpah,”Jika Bude matinya enak, itu berarti Gusti Allah yang aku sembah dan aku percayai mutlak sebagai Tuhanku TIDAK ADIL. GUSTI ALLAH pasti sare”

Terdengar kejam dan sangat kasar memang. Tapi itu sepadan dengan apa yang budeku dan keluarganya lakukan pada kami. Sejak itu aku memutus tali silaturahmi keluargaku dengan keluarga bude.

Bahkan ketika bapakku meninggal dunia, aku sama sekali tidak memberitahukan mereka tentang ini. Aku yang mengurus semua urusan pemakaman bapak.

Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Bahkan proses pemakaman bapak seolah berjalan dengan lancar atas bantuan banyak pihak.  Bapakku dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Terakhir aku mendengar bahwa Budeku juga sudah meninggal dunia.

Tiga bulan setelah bapakku meninggal, ternyata bude meninggal dunia juga.  Aku penasaran dengan proses kematian bude, apakah enak atau tidak.

Dan ketika aku tanya kepada anaknya, ternyata budeku itu tersiksa selama menjelang ajal.  Lima hari dia masuk rumah sakit di rumah sakit negeri, lalu dipulangkan paksa dalam kondisi masih sakit parah.

Akhirnya diputuskan oleh anak-anaknya masuk ke Rumah Sakit Swasta terbaik di kotanya dengan biaya perharinya 2,5 juta.  Dan itu berlangsung selama sebulan.

Bisa kita hitung, berapa biaya yang harus dia keluarkan untuk mencapai kata mati?

Sungguh sangat jauh berbeda dengan proses kematian bapakku.  Bapak sama sekali tak mengeluarkan biaya karena ditanggung oleh negara.  Bapak sama sekali tak berkeluh kesah selama menjalani sakitnya selama seminggu di rumah sakit.

Sungguh sangat jauh berbeda dengan budeku yang meracau, menjerit kesakitan dan ngomel-ngomel nggak jelas menjelang kematiannya. Anak-anaknya juga heran dengan kecerewetan ibunya saat menjelang ajal.

Lha ... harusnya mereka sadar itulah siksa akibat serakah dengan harta warisan.  Harta warisan adalah amanah orang tua, jangan dibikin sembarangan dan seenaknya sendiri. Kalau berani, silakan tanggung resikonya sendiri.

Dan jujur saja, hingga kini aku masih tak bisa memaafkan dosa-dosa bude terhadap keluarga kami.  Kudoakan dia membusuk di neraka sana.

Ya Allah ternyata ENGKAU memang ADIL seadil-adilnya. Telah ENGKAU tunjukkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Hanya kepadaMUlah hamba mengabdi, hanya kepadaMUlah kami menyembah.



#hartawarisan
#karmaanteve
#truestory
#matipenasaran
#budedurjana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar