Translate

Sabtu, 09 Juni 2018

BARBER SHOP BARU




Pagi ini aku bersih-bersih di ujung jalan kampungku.

Ini kesadaranku sendiri karena risih melihat betapa pintu masuk kampungku sedang kotor. Ada sisa-sisa sampah dari kerja bakti yang diadakan beberapa waktu yang lalu masih terserak di sudut jalan.

Aku tak mau melihat kampungku terlihat kumuh.

Jadi aku mulai menyapu rerumputan dan daun-2 kering lalu aku bakar.  Kucabut tanaman-2 liar yang tumbuh di pinggir-pinggir got. Kusiram jalanan yang terlihat sangat kering dengan air got yang bening.

Aku bertekad akan menjadikan  taman di depan kampungku ini  menjadi tempat yang bersih, dan tertata rapi.  Akan kubuang beberapa tanaman yang hanya menimbulkan kotoran-2 dedaunan.

Swear, tak ada niat apapun dibalik aksiku ini. Aku hanya ingin melihat kampungku bersih dan enak dilihat. Itu saja.  Dan hasilnya sudah lumayan, ujung kampungku sudah terlihat lumayan bersih.



THE BARBER SHOP

Jam 2 siang aku terbangun. Tidurku enak sekali siang ini, efek dari kelelahan kerja membersihkan taman depan tadi pagi.  Ya Tuhan, aku tiba-tiba saja ingat bahwa aku belum membayar cicilan kreditku di Tata.

Aku segera menyalakan mobil dan menuju ke ATM di Babatan.
Ada rasa lega  saat proses transfer uang berhasil. Kubayar juga cicilan mobilku bulan ini meski temponya masih jauh.  Dan aku terhenyak ketika melihat saldo uangku tinggal beberapa juta.

Waduh!!!

Padahal feelingku masih ada sekitar 8,5 jutaan. Lha kok ini tinggal 3 juta? Yang 5 juta kemana? Apa salah ATMnya atau memang transferan uang-2 Lebaran kemarin belum masuk?

Sepertinya aku harus membatalkan keinginanku untuk travelling.  Tadinya aku berencana melakukan travelling ke Bandung atau Yogya. Budget sebesar  1 juta yang akan kugunakan untuk refreshing ke kota bandung atau Jogyakarta.

Dan aku memutuskan untuk potong rambut dulu.

Aku mencoba satu barber shop baru. Aku tahu, bea potong pasti lebih mahal daripada bea potong rambutku kalau potong di tukang potong madura langgananku.

Tapi aku penasaran ingin mencoba potong rambut di sini.

Dan tempatnya memang bagus, rapi dan bersih. Aku hanya mengantri satu orang saja. Kulihat potongan rambutnya memang bagus. Tapi hei … sepertinya barber shop ini memang tempat potong rambutnya anak-2 muda.




 Hahaha … cuek sajalah!

“Mau dipotong gimana, pak?” tanya tukang potongnya.

“Potong rapi dan tipis dipinggir-pinggirnya saja ya mas …” kataku memberi perintah,”Yang atas dirapikan aja, soalnya udah tipis”

“Baik, pak”

Lalu tukang potong rambutnya bergerak dengan cepat dan rapih. Aku suka dengan cara kerjanya ini. Anak muda yang berbakat. Tampilannya juga rapi dan menarik.

Singkat cerita, aku puas dengan hasil potongan rambut di barber shop ini, meski harganya 3 kali lipat daripada tarif di tukang potong langgananku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar