Pagi
ini aku bersih-bersih di ujung jalan kampungku.
Ini
kesadaranku sendiri karena risih melihat betapa pintu masuk kampungku sedang
kotor. Ada sisa-sisa sampah dari kerja bakti yang diadakan beberapa waktu yang
lalu masih terserak di sudut jalan.
Aku
tak mau melihat kampungku terlihat kumuh.
Jadi
aku mulai menyapu rerumputan dan daun-2 kering lalu aku bakar. Kucabut tanaman-2 liar yang tumbuh di
pinggir-pinggir got. Kusiram jalanan yang terlihat sangat kering dengan air got
yang bening.
Aku
bertekad akan menjadikan taman di depan
kampungku ini menjadi tempat yang
bersih, dan tertata rapi. Akan kubuang
beberapa tanaman yang hanya menimbulkan kotoran-2 dedaunan.
Swear,
tak ada niat apapun dibalik aksiku ini. Aku hanya ingin melihat kampungku
bersih dan enak dilihat. Itu saja. Dan
hasilnya sudah lumayan, ujung kampungku sudah terlihat lumayan bersih.
THE BARBER SHOP
Jam
2 siang aku terbangun. Tidurku enak sekali siang ini, efek dari kelelahan kerja
membersihkan taman depan tadi pagi. Ya
Tuhan, aku tiba-tiba saja ingat bahwa aku belum membayar cicilan kreditku di
Tata.
Aku
segera menyalakan mobil dan menuju ke ATM di Babatan.
Ada
rasa lega saat proses transfer uang
berhasil. Kubayar juga cicilan mobilku bulan ini meski temponya masih
jauh. Dan aku terhenyak ketika melihat
saldo uangku tinggal beberapa juta.
Waduh!!!
Padahal
feelingku masih ada sekitar 8,5 jutaan. Lha kok ini tinggal 3 juta? Yang 5 juta
kemana? Apa salah ATMnya atau memang transferan uang-2 Lebaran kemarin belum
masuk?
Sepertinya
aku harus membatalkan keinginanku untuk travelling. Tadinya aku berencana melakukan travelling ke
Bandung atau Yogya. Budget sebesar 1
juta yang akan kugunakan untuk refreshing ke kota bandung atau Jogyakarta.
Dan
aku memutuskan untuk potong rambut dulu.
Aku
mencoba satu barber shop baru. Aku tahu, bea potong pasti lebih mahal daripada
bea potong rambutku kalau potong di tukang potong madura langgananku.
Tapi
aku penasaran ingin mencoba potong rambut di sini.
Dan
tempatnya memang bagus, rapi dan bersih. Aku hanya mengantri satu orang saja.
Kulihat potongan rambutnya memang bagus. Tapi hei … sepertinya barber shop ini
memang tempat potong rambutnya anak-2 muda.
Hahaha
… cuek sajalah!
“Mau
dipotong gimana, pak?” tanya tukang potongnya.
“Potong
rapi dan tipis dipinggir-pinggirnya saja ya mas …” kataku memberi perintah,”Yang
atas dirapikan aja, soalnya udah tipis”
“Baik,
pak”
Lalu
tukang potong rambutnya bergerak dengan cepat dan rapih. Aku suka dengan cara
kerjanya ini. Anak muda yang berbakat. Tampilannya juga rapi dan menarik.
Singkat
cerita, aku puas dengan hasil potongan rambut di barber shop ini, meski harganya
3 kali lipat daripada tarif di tukang potong langgananku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar