Siang
itu aku pergi ke salah satu mall untuk pijat badan. Badanku terasa sakit semua, pegel-pegel
begitu. Dan salah satu ritual yang cocok untuk menghilangkan rasa pegal itu
adalah pijat.
Setelah
dipijat, biasanya aku sambung dengan terapi bekam, satu terapi yang katanya
bisa membuang darah-darah kotor di tubuh kita. Percaya atau tidak, terapi ini
memang bisa meredakan pegal, letih dan lesuku.
FYI,
aku tidak punya langganan tetap tempat pijat.
Yang penting tempat pijatnya sedang kosong dan ada tukang pijatnya
standby, pasti langsung aku booking. Aku paling malas kalau harus menunggu lama
karena tukang pijatnya belum datang.
“Pijat
sini saja, pak” teriak salah satu terapis saat aku mau masuk ke tempat pijat
yang kelihatannya sepi.
“Ada
tukang pijatnya?”
“Saya
sendiri, pak”
“OK.
Aku mau pijat seluruh badan plus bekam basah”
“Bisa
… bisa pak. Silakan masuk”
Aku
segera masuk ke dalam bilik kecil tempat kita akan dipijat. Kulepas baju dan
celanaku, hanya menyisakan sarung tipis saja.
Sang terapis menyiapkan peralatan pijatnya.
“Aku
punya diabetes, ko …” kataku menjelaskan.
“Lho.
Aku tes kadar gulanya dulu ya pak”
“Boleh”
Lalu
sang terapis memeriksa kadar gula darah, kolesterol dan asam uratku. Nilai gula
darah dan kolesterolku sedang tinggi.
Tidak layak untuk dilakukan bekam basah, begitu menurut sang terapis.
Aku
mengiyakan saja pendapatnya ini. Secara menurut sang terapis, dia ini sudah
melanglang buana mengobati pasien dengan penyakit diabetes, darah tinggi hingga
stroke.
Tapi
aku sedikit ‘curiga’ dengan caranya memeriksa kadar gulaku. Harusnya kan
diambil darahnya cukup sekali saja. Nggak perlu sampai berulang-ulang begitu.
Tanganku perih, tahu!
Singkat
cerita, usai memijat punggungku dia melakukan bekam kering. Ada alat baru
disini, semacam sinar infra red yang terasa hangat di permukaan kulitku kala
sang terapis mengarahkan alat itu ke kulitku.
“Kalau
terapi di saya, agak mahal lho pak …” katanya menjelaskan.
“Iya
…” kataku mengiyakan saja. Bagiku yang penting penyakitku hilang, soal duit
nomor sekian.
Giliran
membayar, aku agak kaget.
“Total
325 ribu, pak”
Ya
Tuhan, mahal amat. Padahal jelas-2 di brosurnya dia mematok 150 ribu untuk
terapi kesehatan. Dan bekam kering hanya 80 ribu.
Beruntungnya,
aku masih membawa uang 500 ribu. Coba seandainya aku cuma membawa uang pas. Bisa-bisa
aku ninggal hutang pada sang terapis.
Waktu aku tanya untuk biaya apa saja itu, sang
terapis menjelaskan untuk biaya periksa darah –gula, kolesterol dan asam urat-
yang berkali-kali itu.
Watcha!
Menurutku
itu sungguh sebuah perbuatan yang mubazir. Mana ada check darah kog diambil
kanan dan kiri.
Alhasil,
daripada ribut aku tetap membayar biaya perawatan kali ini dengan hati yang
setengah tidak ikhlas. Aku merasa dicurangi. Tapi aku bisa apa?
Yang
jelas, aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di tempat sang terapis ini
lagi.
FUCK
MASSAGER.
#MASSAGER
#TERAPI
#DIABETES
#MASUKANGIN
#PEGELLINU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar